Minggu, 09 Juni 2013

HIV/AIDS dipandang dari persfektif Etika Kristen

A.   Pendahuluan
Apa yang terpikir dalam benak Anda sewaktu mendengar tentang HIV AIDS? Banyak orang akan putus asa dan depresi mengetahui bahwa mereka positif terinfeksi HIV.
Banyak akan berpikir bahwa hidup mereka sudah singkat, merasa tidak berharga lagi dan tidak punya harapan untuk sehat kembali. Ditambah lagi di beberapa negeri penyakit ini dianggap aib, karena dalam pemahaman masyarakat, penyakit ini hanya dapat ditularkan melalui hubungan seks saja.
Pemerintah disetiap negara tidak tinggal diam melihat wabah penyakit yang melanda negara mereka. Berbagai upaya dilakukan untuk mengadakan penyuluhan bagi Penyakit ini.Usaha ini juga melibatkan masyarakat biasa, baik itu secara organisasi, maupun pribadi memberikan kepedulian mereka terhadap penderita HIV/AIDS.
Virus ini tidak hanya didiskusikan dalam kalangan masyarakat secara umum, tetapi mandapat berbagai sorotan, khususnya dalam beberapa agama. Didalam kekristenan, virus ini tidak lepas dari perhatian para hamba Tuhan maupun jemaat biasa. Berbagai pandangan dilontarkan kepada para pengidap penyakit ini. mayoritas dari pendapat mereka menilai secara negatif.
Bagaimanakah penderita virus HIV/AIDS ditinjau dari sudut pandang tika Kristen? Dan apakah cara yang harus dilakukan orang percaya dalam menangani penyebaran Virus yang mematikan ini?
 Kelompok kami akan menjelaskan secara singkat mengenai  HIV/ AIDS? Ditinjau dari ilmu kedokteran dan etika Kristen
B.    Pengertian HIV/ AIDS
a.      HIV
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak, kemudian merusaknya  tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa. Manusia yang terkena virus HIV, tidak langsung menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang mematikan.
Sasaran utama virus HIV adalah subpopulasi sel limfosit yang disebut sel T4 penolong (TT4 Helper Cells) yang sangat penting untuk pertahanan tubuh terhadap penyakit. HIV menginveksi   sel dan membunuh sel T4 penolong, sehingga menyebabkan hilangnya komunikasi antar sel. Penelitian yang mendalam baik secara etimologi maupun laboratorium menunjukkan bahwa hanya darah, semen (air mani) dan sekresi vagina  dan ASI dianggap penting dalam penularan HIV..Namun tidak semua cairan dalam tubuh manusia memiliki HIV. Ada juga yang tidak berpotensial yaitu cairan keringat, air liur, air mata.Para ahli percaya bahwa infeksi  virus ini akan terjadi seumur hidup.

b.     AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu sekumpulan gejala yang didapatkan dari penurunan kekebalan tubuh akibat kerusakan system imun yang disebabkan oleh infeksi HIV.,,,,
C.    Sejarah AIDS

      Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana.
Penyakit ini sudah lama ada hanya saja belum disadari oleh para ilmuwan bahwa kasus–kasus yang ditemukan adalah kasus AIDS. Baru pada tahun 1981 Amerika Serikat melaporkan kasus–kasus penyakit infeksi yang jarang terjadi ditemukan dikalangan homoseksual, yang kemudian dirumuskan sebagai penyakit Gay Related Immune Deficiency (GRID), yakni penurunan kekebalan tubuh yang dihubungkan dengan kaum gay/homoseksual.
Kemudian pada tahun 1982, CD–USA (Centers for Disease Control) Amerika Serikat untuk pertama kali membuat definisi AIDS. Sejak saat itulah survailans AIDS dimulai.
Pada tahun 1984 Gallo dan kawan–kawan dari National Institute of Health, Bethesda, Amerika Serikat menemukan HTLV III ( Human T Lymphotropic Virus type III) sebagai sebab kelainan ini.
Pada tahun 1985 ditemukan Antigen untuk melakukan tes ELISA, suatu tes untuk mengetahui terinfeksi virus itu atau tidaknya seseorang.
Pada tahun 1986, International Commintte on Taxonomi of Viruses, memutuskan nama penyebab penyakit AIDS adalah HIV sebagai pengganti nama LAV dan HTLV III.
15 April 1987, Kasus AIDS di Indonesia pertama kali ditemukan. Seorang wisatawan berusia 44 tahun asal Belanda, Edward Hop, meninggal di Rumah Sakit Sanglah, Bali. Kematian lelaki asing itu disebabkan AIDS. Hingga akhir 1987, ada enam orang yang didiagnosis HIV positif, dua di antara mereka mengidap AIDS.
Sejak ditemukan tahun 1978, secara kumulatif jumlah kasus AIDS di Indonesia sampai dengan 30 September 2009 sebanyak 18.442 kasus. jumlah ini semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Data Kementerian Kesehatan akhir 2009 menyebutkan penderita AIDS kelompok umur 20-29 tahun di Indonesia mencapai 49,07 persen. Berikutnya kelompok umur 30-39 tahun dengan 30,14 persen. Berdasarkan jenis kelamin 14720 kasus atau 73,7 persen diderita pria dan 5163 kasus adalah perempuan. Berdasarkan cara penularan, kasus AIDS kumulatif tertinggi melalui hubungan heteroseksual (50,3 persen), pengguna napza suntik/ penasun (40,2 persen), dan hubungan homoseksual (3,3 persen).Jumlah kasus AIDS kumulatif 19.973 kasus yang tersebar di 32 Provinsi di Indonesia. Penderita HIV positif terbanyak berada di DKI Jakarta dari Propinsi DKI Jakarta (7766), disusul Jawa Timur (4553), Jawa Barat (3077), Sumatera Utara (2783), dan Kalimantan Barat (1914).
Pada tahun 2014 diproyeksikan jumlah infeksi baru HIV usia 15-49 tahun sebesar 79.200 dan proyeksi untuk ODHA usia 15-49 tahun sebesar 501.400 kasus. Demikian laporan triwulan ketiga tahun 2009 Surveilans AIDS Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP &PL) Depkes.











Daftar negara terkena AIDS
Epidemiologi
Meratanya HIV diantara orang dewasa per negara pada akhir tahun 2005.
██ 15–50% ██ 5–15% ██ 1–5%
██ 0.5–1.0% ██ 0.1–0.5%
██ <0.1% ██ tidak ada data
UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, membuat AIDS sebagai salah satu epidemik paling menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru saja, akses perawatan antiretrovirus bertambah baik di banyak region di dunia, epidemik AIDS diklaim bahwa diperkirakan 2,8 juta (antara 2,4 dan 3,3 juta) hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah juta (570.000) merupakan anak-anak. Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup dengan HIV. Pada tahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan antara 2,4 dan 3,3 juta orang dengan AIDS meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar sejak tahun 1981.
Afrika Sub-Sahara tetap merupakan wilayah terburuk yang terinfeksi, dengan perkiraan 21,6 sampai 27,4 juta jiwa kini hidup dengan HIV. Dua juta [1,5&-3,0 juta] dari mereka adalah anak-anak yang usianya lebih rendah dari 15 tahun. Lebih dari 64% dari semua orang yang hidup dengan HIV ada di Afrika Sub Sahara, lebih dari tiga per empat (76%) dari semua wanita hidup dengan HIV. Pada tahun 2005, terdapat 12.0 juta [10.6-13.6 juta] anak yatim/piatu AIDS hidup di Afrika Sub Sahara. Asia Selatan dan Asia Tenggara adalah terburuk kedua yang terinfeksi dengan besar 15%. 500.000 anak-anak mati di region ini karena AIDS. Dua-tiga infeksi HIV/AIDS di Asia muncul di India, dengawn perkiraan 5.7 juta infeksi (perkiraan 3.4 - 9.4 juta) (0.9% dari populasi), melewati perkiraan di Afrika Selatan yang sebesar 5.5 juta (4.9-6.1 juta) (11.9% dari populasi) infeksi, membuat negara ini dengan jumlah terbesar infeksi HIV di dunia. Di 35 negara di Afrika dengan perataan terbesar, harapan hidup normal sebesar 48.3 tahun - 6.5 tahun sedikit daripada akan menjadi tanpa penyakit.





D.    Pengaruh AIDS
a.     Cara penularan
Penularan AIDS dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu :
A.   Secara Kontak Seksual
       Ano-Genital
Cara hubungan seksual ini merupakan perilaku seksual dengan resiko tertinggi bagi penularan HIV, khususnya bagi kaum mitra seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari pengidap HIV.
 Ora-Genital
Cara hubungan ini merupakan tingkat resiko kedua, termasuk menelan semen dari mitra seksual pengidap HIV.
Genito-Genital / Heteroseksual
Penularan secara heteroseksual ini merupakan tingkat penularan ketiga, hubungan suami istri yang mengidap HIV, resiko penularannya, berbeda-beda antara satu peneliti dengan peneliti lainnya.
b.    Secara Non seksual
Penularan secara non seksual ini dapat terjadi melalui :
 Transmisi Parental
Penggunaan jarum dan alat tusuk lain (alat tindik, tatto) yang telah terkontaminasi, terutama pada penyalahgunaan narkotik dengan mempergunakan jarum suntik yang telah tercemar secara bersama-sama. Penularan parental lainnya, melalui transfusi darah atau pemakai produk dari donor dengan HIV positif, mengandung resiko yang sangat tinggi.
 Transmisi (penularan, penyebaran penyakit) Transplasental(pemindahan jaringan tubuh)
Transmisi ini adalah penularan dari ibu yang mengandung HIV positif ke anak, mempunyai resiko sebesar 50%. Disamping cara penularan yang telah disebutkan di atas ada transmisi yang belum terbukti, antara lain: ASI, Saliva/Air liur, Air mata,  Hubungan sosial dengan orang serumah,  Gigitan serangga.


TAHAPAN INFEKSI HIV/AIDS
Masa Inkubasi penyakit ini belum diketahui secara pasti. Dalam beberapa literatur di katakan bahwa melalui transfusi darah masa inkubasi kira-kira 4,5 tahun, sedangkan pada penderita homoseksual 2 -5 tahun, pada anak- anak rata – rata 21 bulan dan pada orang dewasa 60 bulan.
Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:
Tahap 1: Periode Jendela
- HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
- Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
- Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu – 6 bulan
Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:
- HIV berkembang biak dalam tubuh
- Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV
-Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)
Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
- Sistem kekebalan tubuh semakin turun
- Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
- Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
Tahap 4: AIDS
- Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
- berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah

GEJALA
Terdapat 5 stadium penyakit AIDS, yaitu
1. Gejala awal stadium infeksi yaitu :
Demam,Kelemahan, Nyeri sendi menyerupai influenza/,Nyeri tenggorok,Pembesaran kelenjaran getah bening
2. Stadium tanpa gejala
Stadium dimana penderita nampak sehat, namun dapat merupakan sumber penularan infeksi HIV.
3. Gejala stadium ARC
Demam lebih dari 38°C secara berkala atau terus ��Menurunnya berat badan lebih dari 10% dalam waktu 3 bulan ��Pembesaran kelenjar getah bening ��Diare mencret yang berkala atau terus menerus dalam waktu yang lama tanpa sebab yang jelas ��Kelemahan tubuh yang menurunkan aktifitas fisik ��Keringat malam ��
4. Gejala AIDS
Gejala klinis utama yaitu terdapatnya kanker kulit yang disebut �� Sarkoma Kaposi (kanker pembuluh darah kapiler) juga adanya kanker kelenjar getah bening.
Terdapat infeksi penyakit penyerta misalnya pneomonia, �� pneumocystis,TBC, serta penyakit infeksi lainnya seperti teksoplasmosis dsb.
5. Gejala gangguan susunan saraf
Lupa ingatan ��Kesadaran menurun ��Perubahan Kepribadian ��Gejala–gejala peradangan otak atau selaput otak ��Kelumpuhan ��
Umumnya penderita AIDS sangat kurus, sangat lemah dan menderita infeksi. Penderita AIDS selalu meninggal pada waktu singkat (rata-rata 1-2 tahun) akan tetapi beberapa penderita dapat hidup sampai 3 atau 4 tahun
E.   Kesimpulan dan saran
Upaya pencegahan
Pemerintah maupun lembaga masyarakat telah banyak melakukan terobosan-terobosan untuk mencegah penyebaran HIV AIDS. Beberapa membuahkan hasil, namun tetap saja penularan melalui hubungan seks menjadi peringkat atas yang sulit dihindari. Berikut ini beberapa tips yang bisa diikuti atau anjurkan bagi lingkungan  untuk menghambat penularan HIV AIDS.
  • Save sex, hendaklah Anda setia pada pasangan Anda dan lakukan hubungan seksual yang patut
  • Menghindari seks bebas, baik dengan pekerja seks komersial dan berganti-ganti pasangan
  • Jika pasangan anda sudah terbukti mengidap HIV AIDS, dalam melakukan hubungan seksual sebaiknya menggunakan kondom(bagi suami istri)
  • Penularan HIV AIDS melalui transfusi darah menempati peringkat kedua. Jadi sebisa mungkin hindari melakukan transfusi darah.
  • Hindari penggunaan obat-obat terlarang, penggunaan alat suntik bersama, tattoo, dan tindik
  • Bagi seorang ibu yang mengidap HIV AIDS, sebaiknya tidak hamil, untuk menghambat penularan ke bayi yang akan dilahirkan.

1.     Pengobatan
Sampai saat ini belum ditemukan obat bagi penderita HIV AIDS. Hanya saja telah tersedia obat untuk menghambat bekerjanya virus HIV. Pada orang yang sehat, sel-sel T penolong merangsang atau mengaktifkan sistem kekebalan untuk menyerang infeksi.
HIV khususnya mengincar sel-sel T penolong ini. Ia menggunakan sel-sel itu untuk memperbanyak dirinya (replikasi), melemahkan dan menghancurkan sel-sel T penolong hingga sistem kekebalan merosot drastis.
Obat anti-retrovirus (ARV) menghambat proses replikasi ini. Saat ini ada empat jenis utama ARV yang diresepkan. Analog nukleosida dan analog nonnukleosida mencegah HIV menggandakan diri ke dalam DNA seseorang. Inhibitor protease membuat enzim protease tertentu dalam sel yang terinfeksi tidak dapat menggandakan virus itu dan menghasilkan lebih banyak HIV.
Inhibitor fusi bertujuan mencegah HIV memasuki sel. Dengan menghambat replikasi HIV, ARV dapat memperlambat perkembangan dari infeksi HIV menjadi AIDS, yang disebut stadium akhir penyakit HIV. Namun untuk penggunaan Obat anti-retrovirus ini tidak semua cocok untuk penderita HIV, maka sebaiknya di konsultasikan terlebih dahulu kedokter.
Selain obat ARV, bagi Anda penderita HIV juga dapat mencoba pengobatan herbal, salah satu herbal yang dapat membantu menghambat perkembangan HIV adalah Sarang Semut.
Kandungan flavonoid yang terdapat dalam Sarang Semut telah terbukti dapat merangsang perkembangan antibodi dan flavonoid ini berperan langsung sebagai antibiotik.
Dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri dan virus termasuk virus HIV AIDS. Namun perlu kami beritahukan bahwa Sarang Semut adalah salah satu obat yang bersifat herbal. Dalam penyembuhan suatu penyakit tentu akan membutuhkan waktu tidak secara instan.


Penderita HIV/AIDS ditinjau dari persfektif  Etika Kristen
Dalam diskusi mengenai para penderita HIV/AIDS, terkadang banyak pendapat yang lansung bersifat menghakimi dari orang Kristen. Menurut mereka para penderita terkena penyakit yang mematikan disebabkan oleh tindakan mereka yang melanggar perintah Allah( Kel. 20 :14). Menurut pendapat mereka, virus yang mematikan ini sudah Tuhan sediakan bagi orang yang melanggar kekudusan hidup, melakukan seks bebas. Sehingga orang yang menderita virus ini sama saja terkena kutuk dari Allah. Allah adalah kudus dan Dia menginginkan manusia hidup kudus. Oleh sebab itu menurut mereka menjaga kekudusan perkawinan sangatlah penting.  Pendapat ini sedemikian berakar kuat didalam diri sebagian orang Kristen, sehingga banyak diantara mereka yang sama sekali tidak mau mempedulikan para penderita.
 Dipihak lain ada orang Kristen yang berjiwa sosial, sangat memperdulikan akan para penderita. Dengan menerapkan hukum kasih, mereka berusaha untuk menjadi berkat bagi orang lain. Mengadakan penyuluhan dan seminar bagi masyarakat mengenai bahayanya penyakit ini. memberikan perhatian bagi yang sudah terinveksi, tanpa takut terjangkit oleh virus  mematikan ini?
            Menekankan tentang kekudusan Allah itu adalah hal yang sangat penting dalam kekristenan, Firman Allah mengatakan “Kuduslah kamu sebab Aku kudus”, oleh sebab itu perkawinan adalah hal yang sangat kudus. Melakukan seks bebas adalah hal yang bertentangan dengan kehendak Allah (kel. 20:14). Salah satu penyebaran virus ini adalah melalui hubungan seksual. Oleh sebab itu jagalah kekudusan hidup.
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah orang yang terkena inveksi virus ini adalah kutuk dari Allah?
Saya tidak lansung  menjawab iya dan tidak. Tetapi  mencoba memberikan argumen.
Manusia tidak berhak memvonis seseorang yang terkena virus ini adalah merupakan kutuk dari Allah.hal ini merupakan suatu bentuk penghakiman kepada sesama kita.  Harus diketahui bahwa bentuk penyebaran virus ini bukan hanya melalui hubungan seksual,tetapi berbagai macam cara( seperti penjelasan dalam halaman sebelumnya). Bagaimanakah dengan anak bayi yang terinveksi virus dari ibunya semenjak dari kandungan?apakah ini merupakan dosa kutukan? Atau dengan orang yang terinveksi karena menggunakan donor darah yang sudah terinveksi ? (perlu pertimbangan).
Apakah yang harus kita  lakukan sebagai hamba Tuhan ?
Prinsip yang harus diterapkan sebagai umat percaya adalah prinsip yang sudah dilakukan oleh sang guru agung kita yaitu Tuhan Yesus. Selama pelayanannya di bumi, Tuhan Yesus selalu memperhatikan orang –orang yang sudah terbuang dikalangan masyarakat marginal. Dia menunjukan kasihnya dengan menyembuhkan mereka, dan memberikan pemulihan kerohanian.(luk. 17 :11-19).
 Bagi mereka yang belum terkena inveksi dari virus mematikan ini, sebagai hamba Tuhan, kita harus mengadakan penyuluhan, pembinaan kepada masyarakat, dengan menekankan tentang kekudusan hidup berdasarkan firman Tuhan. Didalam 1 Tesalonika 4 :1-12 memberikan suatu pedoman untuk menjaga kekudusa hidup,  dan Amsal 5:1-23 memberikan penjelasan yang sangat mendetail salah satu dampak dari hubungan perzinahan, yang merupakan salah satu cara penularan virus ini.
Bagi yang sudah terinveksi, hal yang bisa dilakukan adalah, pemulihan kerohanian bagi mereka, beritakan Injil kepada mereka sehingga walaupun tubuh mereka tidak mungkin disembuhkan lagi tetapi yang terpenting jiwa mereka bisa dipulihkan dan bertobat percaya kepada Yesus.(Kisa Para rasul 4: 12)  Karena kesehatan rohani lebih penting daripada kesehatan jasmani. Orang yang sudah terinveksi penyakit ini hanya mengalami penyesalan dan keputusasaan yang mendalam selama mereka masih hidup, tidak bisa lagi berbuat apa-apa, bagaikan burung yang terkena jerat, bagi mereka kehidupan didunia tidak ada artinya lagi, tinggal menunggu saatnya untuk mati.  disanalah para hamba Tuhan hadir , membawa suatu harapan baru didalam Kristus, yang lebih berharga dari kehidupan yang sangat singkat didunia ini.

 Etika kristen  ( salah satu cabang ilmu teologi praktika) menekankan tentang kepedulian berupa tindakan lansung tanpa mempermasalahkan mengapa dia terinveksi virus yang mematikan ini. pada waktu Tuhan Yesus menyembuhkan orang yang terkena penyakit kusta,(Mat. 8:1-4 ; Mrk.1:40-45 ;Luk. 5::12-26) dia tidak menanyakan mengapa mereka terkena penyakit, tetapi tindakan yang dilakukan adalah menyembuhkan mereka. Kita mungkin tidak bisa menyembuhkan mereka secara fisik tetapi yang bisa disembuhkan adalah kerohanian mereka.


Sabtu, 08 Juni 2013

STT Setia Jakarta


                                      Total Devrafity (Kerusakan Total)

 Disusun oleh: Samuel Diati

A.     PENDAHULUAN
Sesuatu hal jika diawali dengan kebenaran, maka, selanjutnya kebenaran itu akan selalu konsisten dengan awal dari kebenaran itu. Banyak orang memulai sesuatu dengan hal yang salah sehingga pada akhirnya terjadi kesimpangsiuran dan terus berusaha mempertahankan kesalahannya. Begitupun yang terjadi dalam dunia teologi. Pemahaman yang keliru akan firman Tuhan akan menyebabkan doktrin yang salah, begitupun sebaliknya. Perdebatan Augustinus (354-430) dan pelagius tentang dosa membuahkan dua pengertian yang berbeda diantara mereka.
 Augustinus berpendapat bahwa, kejatuhan manusia kedalam dosa menyebabkan kerusakan natur manusia itu sendiri, sehingga manusia tidak dapat lagi berbuat apa yang baik menurut kehendak Allah( Roma 3:23). Tetapi menurut pelagius, kejatuhan manusia kedalam dosa tidak membuat  manusia kehilangan kehendak bebas. Tiap tiap manusia lahir dengan tidak bercacat sama seperti Adam di firdaus. Jadi dosa turunan tidak diakuinya. Duduknya dosa bukan didalam tabiat manusia, melainkan dalam kehendaknya. Tiap kali kalau manusia berbuat jahat itulah manusia berdosa. Dosa tidak diwariskan turun temurun, tetapi teladan  Adam yang jahat itu ditiru oleh anak-anaknya.[1] Sungguhpun demikian banyak juga orang dalam gereja yang berkeberatan terhadap teologi Augustinus.
 Di Gallia selatan timbul ajaran dari orang semi(setengah) pelagian, yang mencari suatu jalan kompromi supaya moralisme Kristen dapat dipertahankan. Kata mereka: oleh jatuhnya Adam kehendak manusia hanya dilemahkan saja, sehingga manusia dapat berbuat baik lagi. Ia tidak mati (Augustinus) dan tidak pula sehat (Pelagius), melainkan sakit. Kehendak manusia yang bebas harus menerima pertolongan ini, supaya dengan demikian manusia dengan Allah boleh bekerja bersama-sama sampai keselamatan itu diperoleh(inilah ajaran sinergisme). Pandangan ini di pegang oleh golongan Arminian, yang juga mengalami suatu  perdebatan yang serius dengan pemegang teologi  Augustinus yaitu Calvinisme. Pertentangan antara Arminianisme dengan calvinisme secara esensial terletak pada apakah kehendak manusia turut menentukan selamat tidaknya manusia. penganut Armenian mengakui secara (pasif) adanya kehendak manusia yang  turut menentukan. Sebaliknya penganut calvinis menolak adanya kehendak manusia. manusia tidak bisa mencapai keselamatan, hanya anugrah Allah.Reaksi pengikut calvin melalui sidangnya di Dordrecht (1618-1619) memberikan lima dasar untuk melawan para pengikut armenius. Kelima pokok dasar itu lebih dikenal dengan sebutan TULIP. Dalam bagian ini kami akan membahas mengenai salah satu dari kelima pokok dasar tersebut yaitu, TOTAL DEPRAVITY  ( Kerusakan Total).

B.     Bab I Pengertian Total Depravity (kerusakan total)

Kerusakan total adalah sebuah istilah yang sering di salah mengerti. Secara negatif, konsep ini tidak berarti bahwa (1) setiap orang menjadi rusak setotal yang bisa dimungkinkan (2) orang yang belum lahir baru tidak memiliki  hati nurani yang dengannya mereka bisa membedahkan yang baik dan yang jahat (3) orang yang belum lahir baru pasti akan berkubang didalam setiap bentuk kejahatan yang bisa dibayangkan(4) orang yang belum lahir baru tak mampu melakukan tindakan-tindakan yang baik dan bermanfaat didalam pandangan orang lain. Karena orang sering salah mengerti tentang kerusakan total  maka Anthony Hoekema lebih memilih istilah kerusakan pervasif. Yang berarti 1. Kerusakan akibat dosa asal menjangkau setiap aspek natur manusia: termasuk rasio, kehendak bebas, selera dan dorongan-dorongannya. 2. Secara natur tidak ada kasih kepada Allah didalam diri manusia sebagai prinsip yang memotifasi hidupnya.[2]

Cara lain untuk menjelaskan kerusakan total adalah dengan menyebutnya ketidakmampuan total, pada umumnya banyak orang lebih menyukai istilah ini daripada kerusakan total, karena kerusakan total memberi kesan bahwa manusia telah menjadi seburuk yang dimungkinkan. Istilah ini menyarankan bahwa keberdosaan manusia adalah lebih merupakan adanya kekurangan pada manusia dari pada suatu karakteristikyang positif. Tetapi istilah ini berguna untuk menjelaskan fakta mengenai ketidakmampuan manusia untuk melakukan, memahami, atau bahkan menginginkan kebaikan.[3] seseorang  yang mengalami kerusakan total bukan berarti bahwa kejahatan dalam dirinya sudah mencapai intensitas atau derajat yang maksimal, melainkan bahwa kejahatan dalam dirinya telah mencapai ekstensitas luas cakupan yang maksimal.Kerusakan total bukan berarti ia tidak dapat menjadi lebih jahat, melainkan bahwa tidak ada satupun perbuatannya yang baik.  Kejahatan meresapi  setiap kemampuan jiwanya dan setiap bidang kehidupannya. Ia tidak  mampu melakukan satu hal pun yang baik.[4]  Dalam pengertian bahwa kerusakan total disini bukan berarti keburukan / kebobrokan manusia sudah mencapai taraf yang maksimal - bahwa manusia sudah menjadi sejahat yang dapat dilakukan olehnya, kurang lebih seperti Iblis.Jadi kerusakan total bukan berarti ia tidak dapat menjadi lebih jahat lagi, melainkan bahwa tidak ada satupun perbuatannya yang baik. Karena Dosa telah merusak setiap aspek kehidupannya.
Sebagai contoh: Anak-anak yang melakukan kebohongan-kebohongan kecil, namun mereka bisa saja melakukan kebohongan yang lebih buruk dari itu. Tetapi kebohongan-kebohongan kecil tersebut tetap merupakan suatu kesalahan dan tidak ada kebaikan dalam kebohongan yang mereka lakukan. Oleh karena itu mereka dapat disebut jahat.Namun mereka tidak sejahat yang dapat mereka lakukan.

Kerusakan total bukan berarti hilangnya kebaikan relatif
Orang-orang yang belum dilahirkan kembali bukan saja tidak melakukan dosa dengan cara terburuk yang dapat mereka lakukan dan tidak melakukan segala jenis dosa, tetapi mereka juga dapat melakukan kebaikan sampai taraf tertentu. Bila kita benar-benar mengerti maksud dari kata “baik” disini.

Perbuatan “baik” yang sesungguhnya dapat didefiniskan sebagai berikut:
“Hanya perbuatan- perbuatan yang dilakukan dari iman yang sejati, sesuai dengan Hukum Allah, dan bagi Kemuliaan-Nya”.

Jadi ada 3 unsur yang terdapat di dalam perbuatan baik yang sesungguh-sungguhnya, yaitu: Iman yang sejati, kesesuaian dengan hukum Allah, motivasi yang benar.
Sebaliknya , perbuatan baik yang relative bisa memiliki bentuk lahiriah yang benar tetapi tidak bersumber dari iman yang sejati atau tidak dilakukan untuk kemuliaan Allah. Sehingga orang yang belum dilahirbarukan dapat melakukan perbuatan baik yang relative meskipun mereka berada dalam kerusakan total.

Contoh:
Orang yang merampok, namun uang hasil rampokan tersebut dibagikan kepada orang-orang miskin.
Inilah kerusakan total. Manusia tidak dapat memilih Yesus. Manusia bahkan tidak dapat mengambil langkah pertama untuk datang kepada Yesus, kecuali Bapa yang menarik dia. Kerusakan Total ini bersifat universal. “Tidak ada seorangpun” yang dapat datang, demikian Firman Tuhan. Bukan “Sebagian orang yang tidak dapat datang”. Ini menyatakan ketidak mampuan total yang universal. Alkitab memberikan bukti dengan jelas mengenai efek dari permulaan dari karya Roh Kudus:
Pembaharuan hati, kelahiran, penciptaan dan kebangkitan. Istilah-istilah ini menyatakan dengan jelas ketidakmampuan moral manusia yang bersifat total.[5]
Dosa mengubah hidup manusia. dulu hidup itu penuh dengan keenakan dan kepuasan. Manusi ditempatkan didalam taman eden. Sesudah dosa datang manusia harus bekerja dengan susah payah. Didalam faktor-faktor hidup yang tertinggi, kerusakan tampak juga, yaitu: didalam perkawinan, cinta perempuan menjadi kinginan nafsu, hal melahirkan anak menjadi penuh penderitaan, kasih seorang laki laki terhadap istri menjadi keras disebut memerintahkan. Singkatnya hidup yang sempurna menjadi hidup yang penuh kesukaran dan kesusahan.(kej 3:16-19).
Dosa tidak hanya membawa kematian bagi manusia, tetapi juga kehendak untuk melakukan dosa baru. Tidak seorang pun dengan kemauannya sendiri dapat melepaskan diri dari rentetan kejahatan dosa dan kehendak untuk berbuat dosa.[6] Kita percaya, bahwa oleh ketidaktaan Adam dosa turunan sudah menjalar kepada seluruh umat manusia. dosa turunan itu adalah kerusakan seluruh kodrat, dan cacat turunan. Kanak-kanak pun sudah dicemari olehnya, bahkan didalam kandungan ibunya.

Disini kami akan memaparkan beberapa pengakuan iman dan pokok ajaran yang membahas mengenai kerusakan total dari manusia yang telah jatuh dalam dosa.
Pengakuan iman Gereja Belanda
Psl 15
Kita percaya bahwa oleh ketidak taatan Adam dosa turunan sudah menjalar kepada seluruh umat manusia. dosa turunan itu adalah kerusakan seluruh kodrat dan cacat turunan. Kanak-kanakpun sudah dicemari olehnya, bahkan didalam kandungan ibunya. Dosa tersebut menghasilkan didalam manusia bermacam-macam dosa, seolah olah menjadi akarnya didalam dirinya. Oelh karena itu dosa turunan itu sedemikian buruk dan keji dihadapan Allah, sehingga sudah cukup untuk menghukum seluruh umat manusia. bahkan oleh baptisan pun dosa turunan itu di tiadakan, dan akarnya tidak dicabut seluruhnya. Sebab dosa selalu memancar dari dalamnya bagaikan air dari mata air yang mendatangkan celaka. Meskipun demikian kepada anak anak Allah dosa turunan itu tidak diperhitungkan menjadi sebab penghukuman,  tetapi diampuni, oleh rahmat dan kemurahan hati Allah, bukan supaya mereka bisa tertidur dan sentosa ditengah-tengah dosa, melainkan supayakesadaran akan kerusakan itu membuat orang percaya seringkali berkeluh dan berkeinginan supaya dilepaskan dari tubuh maut. Dalam hal ini kita menolak ajaran sesat kaum Pelagius, yang menyatakan bahwa dosa itu adalah tiruan semata-mata.[7]

Pasal pasal ajaran dordrecht
1.      Pada mulanya manusia diciptakan menurut gambar Allah dan diberi perlengkapan yang serbah indah: dalam akal budinyaterdapat pengetahuan yang benar dan menyelamatkan tentang penciptanya serta tentang hal-hal rohani; dalam kehendak dan hatinya, kebenaran: dalam semua perasaan hatinya, kemurnian. Maka ia sepenuhnya kudus. Tetapi oleh hasutan iblis dan kehendak bebasnya sendiri ia telah menyimpang dari Allah dan membuang karunia-karunia ulung itu. Dan sebagai gantinya  manusia telah mendapatkan bagi dirinya: kebutaan, kegelapan yang mengerikan, pertimbangan yang bebal dan jahat dalam akal budinya; kekejian, pemberontakan, dan ketegaran dalam kehendak hatinya; lagi pula ketidak murnian dalam semua persaan hatinya.[8]

Pengakuan iman westminster (1647)
Bab VI. Kejatuhan manusia, dosa, dan hukuman atas dosa itu
2.      Oleh dosa itu mereka jatuh  sehingga kehilangan kebenaran mereka yang semula dan persekutuan dengan Allah. Dengan demikian mereka mati dalam dosa dan sama sekali  tercemar dalam  segala bakat  serta bagian jiwa dan tubuh mereka.
3.      Oleh karena mereka adalah cikal bakal seluruh umat manusia maka kesalahan yang disebabkan oleh dosa ini dianggap sebagai kesalahan seluruh keturunannya, yang berasal dari mereka karena diperanakan dengan cara yang biasa, dan kematian dalam dosa dan kodrat yang rusak itu diteruskan kepada mereka ini.[9]


C.     Bab II PENYEBAB KERUSAKAN TOTAL

Penyebab tunggal kerusakan total( total depravity) adalah dosa. Pertanyaan mengenai apa itu dosa dan dari mana sumbernya, mendapat berbagai macam jawaban atau pandangan.Baik itu yang bersumber dari Alkitab maupun diluar Alkitab.
Menurut Stephen Tong, Dosa adalah tempat dimana kemuliaan tidak hadir. Gelap adalah tempat dimana terang tidak hadir. Jahat adalah dimana kebajikan tidak mencapainya. Pada waktu hujan turun dengan begitu deras dari langit, mengapa di tanah adatempat yang kering tidak kena hujan? Pada saat cahaya matahari bersinar begitu terik dan terang, mengapa ada gudang yang begitu gelap? Kareana sinar matahari di tempat itu. Kegelapan itu bukanlah suatu realitas yang seimbang dengan terang. Kegelapan adalah kekurangan atau ketiadaan cahaya. Dosa adalah kekurangan kemuliaan.[10]Menurut origen jiwa-jiwa manusia sudah berdosa dalam masa praeksistensi, dan ketika jiwa  itu masuk kedalam dunia, maka jiwa itu sudah berdosa.[11]
Kant menganggap kejahatan berada pada keadaan diatas kesadaran yang tak dapat diterangkannya. Bagi Leibniz kejahatan berkenaan dengan keterbatasan alam semesta. Schleiermacher berpendapat bahwa dosa asal berada didalam natur manusia yang berindra, dan Ritschl mengatakan bahwa kejahatan berkenaan dengan ketidaktahuan manusia, sedangkan para evolusi menganggap kejahatan sebagai pertentangan dari sifat-sifat yang masih rendah terhadap kesadaran moral yang sudah lebih berkembang. Bart mengatakan bahwa asal mula dosa sebagai suatu misteri dari predestinasi.[12]  Pendapat para ahli ini tidak sepenuhnya benar, pandangan mereka yang keliru menunjukan bahwa manusia tidak dapat menerangkan pengertian dosa berdasarkan akal atau pengetahuannya, karena keberdosaan itulah manusia tidak dapat mengerti sepenuhnya akan misteri dari dosa. Tetapi Alkitab memberikan gambaran walaupun tidak sepenuhnya lengkap akan dosa.
SUMBER DOSA  
Ada jawaban yang mengatakan bahwa sumber dosa itu adalah benda. Pada mulaya adalah Allah dan benda, keduanya berdiri sendiri-sendiri dan tidak ada sangkut pautnya. Allah adalah sumber dari kebaikan sedangkan benda adalah sumber dari kejahatan. Allah adalah roh, benda berlawanan dengan roh. Dari roh itu ada pecahan-pecahan(gumpalan) yang jahat dalam benda, inilah yang menjadi manusia.Roh didalam manusia dibelenggu didalam benda. Roh menghendakiyang baik, benda terus menarik ke bawah. Pandangan ini terdapat dalam aliran kristen yang kuno, yaitu gnostik. Gnostik berasal dari perkataan gnosis(pengetahuan).[13]
Dosa Adam didapati disemua keturunannya. Semua manusia mati secara rohani sebagai akibat dari dosa adam. Dosa (dosa warisan) diturunkan melalui perkembangbiakan secara alami umat manusia. ketika benih laki-laki membuahi benih perempuan, perempuan itu juga di buahi oleh “benih” dosa. Dengan cara ini setiap bayi di cemari dengan benih Dosa sejak ia berada di dalam kandungan[14]. Dosa warisan telah disangkal oleh banyak orang. Menurut mereka, manusia dilahirkan kedalam dunia seperti selembar kertas putih yang kosong (latin = tabula rasa) dosa hanya  di perbuat karena meniru tindakan orang lain(Pelagius). Dosa dipelajari dari orang lain dan bukan merupakan akibat benih dosa yang hidup dalam hati orang itu sendiri.[15]
Pengertian bahwa Allah adalah pencipta yang bertanggung jawab atas dosa dalam dunia tidak perna disebutkan dalam Alkitab. “jaulah dari pada Allah untuk melakukan kefasikan, dan daripada yang maha kuasa untuk berbuat curang.” (Ayub 34:10). Ia adalah Allah yang kudus (Yesaya 6:3) dan sama sekali tidak ada ketidakbenaran didalam Dia (Ul 32:4 Mzr 92:16) “sebab Allah tidak dapa di cobai yang jahat dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun” (Yak1:13).  Dosa manusia segera merambat pada seluruh manusia dan seluruh naturnya tidak ada yang tidak tersentuh oleh dosa; seluruh tubuh dan jiwanya menjadi dicemari dosa. Kerusakan manusia jelas dikatakan oleh Alkitab, misalnya dalam kej 6:5 Mzr 14::3; Rom 7:18. Kerusakan total disini bukanlah berarti bahwa natur manusia telah rusak  serusak rusaknya. Dalam kehendak kerusakan ini menyatakan dirinya sebagai ketidak mampuan spritual.[16] 
Kita bisa mengatakan bahwa perbuatan dosa bersumber dari kehendak berdosa, tetapi darimanakah asalnya kehendak berdosa ini? bagaimana kehendak yang tidak berdosa bisa mulai menghendaki dosa? Agustinus menyatakan hal ini dengan baik:
“jadi janganlah kiranya seorangpun mencari penyebab efisien dari kehendak jahat; karena sebab itu bukanlah efisien, melainkan defisien....maka, untuk menemukan penyebab dari berbagai penyimpangan ini-penyebab yang bukan, melainkan defisien, adalah seperti orang yang berupaya untuk melihat kegelapan dan mendengar kesenyapan.[17]
D.     Bab III DAMPAK KERUSAKAN TOTAL


 Dampak kerusakan total bagi  hubungan  manusia dengan Allah
Dosa mengakibatkan perubahan yang segera dalam hubungan Adam  dan hawa dengan Allah. Sebelumnya jelas Adam dan hawa berhubungan akrab dan mesra sekali dengan Allah. Mereka percaya kepadanya serta menaatinya, dan berlandaskan pada kejadian 3:8 dapat disimpulkan bahwa mereka bersekutu dengan Allah. Namun kini semuanya telah berubah. Sebagai akibat perbuatan mereka melangar kepercayaan dan perintah Allah, mereka telah menempatkan diri pada sisi yang salah dari Allah, dan sebenarnya telah menjadi seteru Allah.[18] Dalam kasus Adam dan hawa kepercayaan, kasih, keyakinan, serta keakraban hubungan diganti dengan menjadi ketakutan, kengerian, serta usaha untuk mengelak Allah.
Akibat lain dari dosa yang mempengaruhi hubungan  manusia dengan Allah adalah kesalahan. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan kesalahan, akan berguna untuk mengulas dua kata yang sering terbit dalam definisi orang tentang dosa yaitu “buruk” dan “salah”. Kata buruk mempunyai banyak pengertian misalnya kata ini berarti tidak sempurna, cacat tidak memadai, atau tidak cukup.[19] Suatu keharusan untuk menganggap dosa dan kesalahan dalam kategori metafisik[20] apabila kita mau mengerti akibatnya yang besar terhadap hubungan kita dengan Allah dan juga atas seluruh alam semesta Allah adalah yang maha tinggi, kita adalah ciptaanya.





Dampak  kerusakan total atas atas sifat manusia
      Ketika Adam dan Hawa baru saja diciptakan, mereka bukan saja tidak bersalah, tetapi mereka juga kudus. Mereka tidak memilki sifat yang berdosa. Kini mereka merasa malu, hina, dan tercemar. Ada sesuatu yang harus mereka sembunyikan. Mereka telanjang dan tidak dapat tampil dihadapan Allah dalam keadaan keji. Allah telah berfirman mengenai pohon itu “ Pada hari engkau memakannya pastilah engkau mati.” (kej 2:17). Kematian disini pertama tama adalah kematian rohani yaitu terpisah hubungan yang baik antara manusia dengan Allah. Kematian rohani ini tidak hanya berarti  bahwa manusia tidak mampu menyenangkan hati Allah, tetapi juga bahwa sifat manusia sudah tercemar. (roma 5:12).
     
Dampak kerusakan total  atas tubuh manusia
      Ketika mengatakan bahwa sebagai ketidaktaatan manusia ”pasti akan mati” Allah memaksudkan tubuh mereka juga. Allah berfirmn kepad Adam “sebab engkau debu dan akan  kembali menjadi debu.  Ketika menulis bahwa “.... dosa telah masuk kedalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut” (Roma 5:12), Paulus mencantumkan konsepsi kematian yang menyeluruh : fisik dan rohani, dan abadi.
 Dampak kerusakan total terhadap lingkungan                  
            Kita membaca dalam Alkitab bahwa ular itu terkutuk “diantara segala ternak dan diantara segala binatang dihutan” (kej.3:14) jelaslah bahwa semua hewan ikut menderita akibat dosa Adam. Allah berfirman “...terkutuklah tanah karena engkau, dan dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak dan duri  dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan dipadang akan menjadi makananmu, dengan berpeluh engkau mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah” (kej.3:17-19),. Adam dan Hawa diusir dari taman itu dan dipaksa untuk berusaha sendiri didalam dunia yang terkutuk. Pada mulanya mereka berada dalam lingkungan yang paling indah dan sempurna; kini terpaksa mereka harus tinggal dalam lingkungan yang tidak sempurna dan ganas. Lingkungan mereka jelas berubah karena dosa.[21]





Kerusakan total dalam pengertian negatif

a.      Manusia tidak dapat melakukan kebaikan
Dosa membuat manusia tidak dapat melakukan kebaikan yang berkenan kepada Allah. Manusia dapat melakukan kebaikan tertapi yang bersifat relatif, seperti yang sudah kami paparkan di atas.(ayat-ayat pendukung: Mat.7:17-18, I Kor. 12:3, Yoh. 15:4-5, Rom. 8:7-8

b.      Manusia tidak dapat memahami kebaikan
Manusia bukan saja tidak mampu melakukan kebaikan, ia bahkan tidak ampu memahami kebaikan, hanya setelah Tuhan membukakan hatinya barulah orang tersebut dapat mengerti. ((ayat-ayat pendukung: Kis 16:14, Ef 4:18, II Kor 3:12-18, Yoh 1:11.
c.       Manusia tidak dapat menginginkan kebaikan
Manusia bukan saja tidak mampu melakukan kebaikan , dan tidak mampu memahami kebaikan, bahkan lebih buruk lagi yaitu manusia tidak dapat menginginkan kebaikan. Hal ini merupakan bagian yang terburuk dari kerusakan total alamiah dari manusia. Ketidak mampuan menginginkan yang baik, khususnya menginginkan Yesus Kristus, dinyatakan dengan tegas oleh Tuhan Yesus (Mat 7 :18 ; Yoh 3:3; 8:43; 15:4-5) dan Yoh 6:44, Yoh 6:65.

E.     Bab IV KESIMPULAN

      Kejatuhan manusia pertama kedalam dosa tidak terjadi diluar izin ketetapan Allah. Allah tidak meyebabkan manusia jatuh, tetapi Ia mengizinkannya. Hal ini menimbulkan pertanyaan yang sulit. Bagaimana Allah mengizinkan hal-hal yang bertentangan dengan kehendaknya?Agustinus berkata :
Makna dari pernyataan, karya karya Allah adalah agung, segalah tindakan kehendaknya dipertimbangkan dengan baik” adalah bahwa didalam cara yang ganjil dan tak terungkapkan, bahkan hal yang bertentangan dengan kehendaknya tidak akan terjadi tanpa kehendaknya. Jadi, dosa bertentangan dengan kehendak Allah, tetapi tidak perna berada diluar atau melampaui kehendak Allah. Allah mengizinkan kejatuhan terjadi karena didalam kemahakuasaanya. Ia bisa mendatangkan kebaikan bahkan dari kejahatan.tetapi fakta bahwa dosa manusia tidak terjadi diluar kehendak Allah, tidak bisa dijadikan dalil dan tidak bisa juga dipakai untuk menjelaskan dosa. Dosa akan selalu merupakan teka-teki.[22]
Perasaan malu merupakan tanggapan langsung dari hati nurani yang bersalah. Adam dan hawa sadar bahwa mereka telah melakukan kesalahan, dan oleh karenanya mereka berusaha untuk menutupi diri dengan menyamat daun ara. Perasaan malu yang terpusat pada bagian tubuh yang ditandai oleh organ-organ kelahiran memiliki makna yang dalam, yaitu bahwa manusia secara ingstingtif [23]merasa bahwa  bahkan asal dan sumber dari kehidupannya, telah tercemar oleh dosa. Akibat berikut dari dosa pertama adalah rasa takut. Laki laki dan istrinya itu bersembunyi dari Allah; ketika Allah memanggil, Dimanakah engkau? Adam menjawab “aku menjadi takut” (kej 3:10). Kesadaran bahwa mereka bersalah menimbulkan rasa takut, takut akan apa yang mungkin Allah perbuat terhadap mereka sebagai hukuman atas dosa mereka.
Bersamaan dengan rasa takut munculah pengelakan tanggung jawab. Yang Adam katakan kepada Allah adalah “aku menjadi takut karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi, yang seharusnya ia katakan adalah ia merasa takut karena ia tahu ia telah bersalah, tetapi sebaliknya ia berusaha untuk menutupi kesalahannya. Adam mengelak dan menyalakan hawa yang pada akhirnya menyalahkan ular. Baik Adam maupun hawa tak bersedia memikul tanggung jawab atas kesalahan akibat dosa pertama ini.
Satu pertanyaan yang penting dan begitu menarik dikalangan ahli teologi untuk di bahas adalah”Bagaimana mungkin manusia yang hidup kudus jatuh dalam dosa”?
Sekalipun jawaban untuk pertanyaan ini mungkin melampaui pengertian manusia dan tidak akan pernah dapat dijawab oleh manusia, ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan
1.      Adam dan hawa diciptakan sebagai mahkluk yang bebas, serta tanpa dosa, dengan kemampuan untuk berbuat dosa dan tidak berbuat dosa.
2.      Pencobaan yang dialami oleh pasangan manusia ini berbedah dari pencobaan yang dialami oleh iblis, karena pencobaan manusia berasal dari luar diri mereka; iblis yang menggoda untuk berbuat dosa.
3.      Sekalipun godaan itu berasal dari luar dirinya, adam sendiri telah mengambil keputusan utnuk tidak menaati Allah dia dianggap untuk bertanggun jawab atas dosa.
4.      Bagaimana dorongan yang berdosa dapat terbit didalam jiwa mahkluk yang kudus yang tak berdosa merupakan masaalah yang melampaui pengertian kita. Salah satunya penjelasan yang memuaskan adalah manusia jatuh karena kemauannya sendiri untuk memutuskan memberontak terhadap Allah.

Bagaimana mungkin Allah yang adil dapat bertindak secara adil ketika membiarkan manusia dicobai?
1.      Perlunya suatu masa percobaan.
Allah telah memberikan kepada manusia kemampuan untuk memilih yang memungkinkan manusia untuk menolak dengan kehendak Allah yang sudah diketahuinya.memang manusia diciptakan dengan kecenderungan untuk tunduk kepada Allah. Namun karena ia memiliki kemampuan untuk memilih yang sebaliknya, maka kecenderungan ini akan diperkuat apabil ia dengan tegas memilih untuk patuh kepada Allah, sedangkan ia mempunyai kesempatan untuk memilih sebaliknya.
2.      Perlu adanya seorang penggoda
Iblis jatuh tanpa godaan dari luar, iblis berbuat dosa dengan sengaja, didorong oleh ambisi yang tidak sehat. Seandainya manusia jatuh tanpa ada penggodanya, maka itu berarti manusia menciptakan dosanya sendiri.
3.      Kemungkinan menolak godaan kepada  Allah
Didalam pencobaan itu sendiri, sama sekali tidak ada kekuatan yang dapat memaksa manusia untuk berbuat dosa. Kemampuan manusia untuk memilih taat kepada Allah sebesar kemampuannya untuk tidak taat kepada Allah.[24]

Karena semua orang telah berdosa dan telah kehilangan(kekurangan) kemuliaan Allah dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan Cuma-Cuma karena penebusan dalam Krisstus Yesus. Roma 3 : 23-24)
jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri sendiri dan kebenaran tidak ada didalam kita. Jika kita mengaku Dosa kita maka ia adalah setia dan adil, sehingga ia akan mengampuni segalah dosa kita dan menyucikan kita dari segalah kejahatan. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada didalam kita. (1 yoh. 1:8-10). Solideo Gloria






Daftar Pustaka
-Alkitab
-Berkhof, louis, Teologi Sistematika, Doktrin Manusia, Surabaya: Momentum 2011
-Dr.Berkof,H.*Dr.Enklar,I, Sejarah Gereja,Jakarta: Bpk 2009
-Thiesen, Henry c, Teologi Sistematika, Malang: Gandum Mas 2003
-Hoekema, Anthony, Manusia: Ciptaan menurut Gambar Allah, Surabaya: Momentum 2010
-  Erickson, Miliar J, Teologi Kristen, malang: Gandum Mas, 2003
-  Tong, Stephen, Yesus Kristus Juruselamat Dunia,  surabaya: Momentum 2005
- Dr. Sudarmo,R, Iktisar Dogmatika, Jakarta: Bpk Gunung Mulia 2002
-  Van Den End, Th, Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme, jakarta Bpk Gunung Mulia 2004
- Berkhof, louis, Teologi Sistematika, Doktrin Keselamatan, Surabaya: Momentum
-  Lohse, Bernhard , Pengantar Sejarah Dogma Kristen, Jakarta: Bpk Gunung Mulia 2011
-  Palmer Edwin, Lima Pokok Calvinisme, surabaya: Momentum  2011


Sumber lain  sebagai bahan perbandingan:









[1] Dr.H.Berkhof * Dr.I.H.Enklar, Sejarah Gereja (Jakarta, Bpk Gunung Mulia, 2009) Hlm. 68-69
[2] Anthony A. Hoekema, Manusia: ciptaan menurut Gambar Allah, (surabaya, Momentum, 2010), Hlm. 129
[3] Edwin Palmer, Lima Pokok Calvinisme, (surabaya: momentum, 2011) hlm. 9-10
[4] .Ibid. Hlm.2
[6] Bernhard Lohse, Pengantar Sejarah Dogma Kristen, (Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2011), hal. 142
[7] Th. Van Den End, Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme, (jakarta, Bpk Gunung Mulia, 2004), Hlm. 31-32
[8] .Ibid. Hlm. 73
[9] Ibid. Hlm. 104
[10] . Stephen Tong, Yesus Kristus Kuruselamat Dunia, ( surabaya, momentum 2005), Hlm 45-46
[11] Louis  Berkhof, Teologi Sistematika Vol.IV (surabaya, momentum 2011), Hlm 86
[12] .Ibid Hlm. 87
[13] Dr. R. Sudarmo, Iktisar Dogmatika, ( Jakarta:Bpk Gunung Mulia, 2002
[14] .Ibid hlm 21
[15] .Ibid hlm 23
[16]. Ibid Hlm. 100
[17] Anthony A. Hoekema, Manusia: menurut gambar Allah (surabaya, Momentum, 2010) Hlm.168
[18] Miliar J. Erickson, Teologi Kristen, (malang, Andum Mas, 2003), Hlm. 212
[19] .Ibid. Hlm. 217-218
[20] Berkenaan dengan hal-hal non fisik atau tidak kelihatan
[21] Henry C. Thiensen, Teologi Sistematika, (Malang, Gandum Mas: 2003) Hlm. 282
[22] Ibid. Hlm. 169
[23] Menurut ingsting (naluri)
[24] Henry C. Thiessen, Teologi sistematika, (Malang: Gandum Mas, 2003), Hlm.270-271